Carbon fiber atau serat karbon adalah salah satu terobosan tersukses di bidang otomotif. Carbon fiber tidak hanya ringan, tetapi juga tangguh. Lebih dari dua dekade sejak dipakai pertama kali di kompetisi balapan Formula 1 di tahun 1981, carbon fiber kini sudah merambah sejumlah mobil yang diproduksi secara massal.
Di saat carbon fiber perlahan beralih status menjadi mainstream, sebuah pertanyaan baru pun muncul: adakah material berbobot ringan yang jauh lebih kokoh lagi ketimbang carbon fiber? Sains pun menjawab, ada, yakni carbon nanotube.
Carbon nanotube adalah material yang tersusun dari filamen/rambut dengan diameter satu nanometer – 1 mm = 1 juta nanometer – atau 2.000 kali lebih tipis dibanding filamen carbon fiber. Dinding setiap helainya terbentuk dari atom-atom karbon yang terikat kuat, membentuk struktur heksagonal yang rapi.
Struktur atom yang dimiliki carbon nanotube ini unik karena, jika dibandingkan dengan carbon fiber yang terbentuk dari lapisan datar atom-atom karbon yang ditumpuk secara acak, atom-atom karbon yang terikat rapi tersebut dapat membentuk suatu lapisan yang lebih kokoh. Setiap pound (0,45 kg) carbon nanotube diyakini 20 kali lipat lebih perkasa daripada carbon fiber.
Info menarik: Carbon Flyer, Drone Berdesain Pesawat Kertas Dengan Body Serat Karbon
Carbon nanotube dibentuk melalui proses penguapan partikel karbon menggunakan laser. Menurut seorang profesor asal MIT, John Hart, potensi pengaplikasian carbon nanotube di industri otomotif cukup luas, mulai dari menghasilkan bobot bodi yang lebih ringan, cat yang lebih tipis sampai meningkatkan performa mesin.
Di luar bidang otomotif, carbon nanotube juga akan memiliki peran yang cukup penting. Seperti misalnya yang diberitakan oleh Majalah E&T, dimana carbon nanotube bisa dimanfaatkan oleh industri penyulingan air bersih.
Berkat struktur yang unik dan kokoh, serta ongkos produksinya yang rendah, saya kira carbon nanotube bisa menggantikan carbon fiber di industri otomotif dalam beberapa tahun ke depan. Atau mungkin saja, carbon nanotube akan menggantikan peran aluminium dan polycarbonate dalam industri perangkat mobile.
Sumber: Car & Driver.