Apa hubungan BBQ dan sains? Apa hubungan BBQ dan data analytics? Dua pertanyaan ini rupanya dipikirkan secara serius oleh General Electric (GE), dan mereka pun membuka booth BBQ Research Center pada ajang SXSW 2015 yang dihelat setiap tahun di kota Austin, Texas.
Datang ke booth tersebut, Anda akan langsung disambut oleh sebuah alat pemanggang raksasa setinggi 3,6 meter. GE Super Smoker namanya, dan tugasnya bukan sekedar memanggang daging hingga siap disantap oleh para pengunjung, tetapi juga mendemonstrasikan kesinambungan antara BBQ dan data analytics.
Di dalam GE Super Smoker telah tertanam lima sensor untuk memonitor suhu secara konstan. Di tempat lain, hadir pula sensor pembaca kadar kelembaban dan asap yang keluar dari cerobongnya.
Di sebelah GE Super Smoker, terdapat sebuah layar yang menampilkan data-data yang dikumpulkan oleh ketujuh sensor tersebut secara real-time. Alat pemanggang raksasa ini memanfaatkan software Predix yang diracik oleh GE sendiri untuk menganalisa data-data tersebut.
Info menarik: Cinder Sensing Cooker Memanfaatkan Sensor Pintar dan Aplikasi Mobile untuk Menyajikan Steak dengan Sempurna
Lalu apa tujuannya? Yakni untuk menguji sejumlah teori yang tengah dikaji oleh para ilmuwan GE. “Berapa tingkat kelembaban yang optimal untuk sepotong daging panggang? Sebelum dihidangkan, berapa lama idealnya daging tersebut dibiarkan terlebih dahulu?”
Harapannya adalah hipotesa-hipotesa yang telah dibuat bisa dibuktikan. Salah satunya, apakah benar sains dan data analytics bisa membuahkan hasil yang signifikan dalam kegiatan sesederhana memanggang daging ini?
Selain bereksperimen dengan daging panggang dan data ilmiah, GE juga memamerkan sebuah perangkat unik yang dapat membaca gelombang otak ketika pengunjung tengah mengunyah daging BBQ dengan berbagai rasa yang berbeda. Tidak ketinggalan pula workshop untuk meracik saus BBQ dengan merujuk pada studi gastronomi.
Sumber: VentureBeat dan Fast Company. Sumber gambar: GE Facebook account.