Dark
Light

Survei Aplikasi Paktor Menyebutkan Cafe Jadi Tempat Pertemuan Perdana Favorit Netizen Indonesia

1 min read
February 16, 2015

Sebagai sebuah dating apps terkemuka di Asia Tenggara, Paktor merilis beberapa riset menarik dari pengamatan mereka di Indonesia. Temuan survei Paktor ini dirangkum dari 400 responden, terbanyak dari Jakarta, Jawa dan Bali.

Paktor sendiri merupakan dating apps (atau aplikasi mencari jodoh) serupa Tinder, Wavoo, dan Yogrt. Pengguna cukup melakukan ‘swipe’ kanan jika dirasa cocok atau ‘swipe’ kiri jika kurang suka pada foto pengguna lain yang disajikan. Jika saling cocok, keduanya berkesempatan berkenalan lebih jauh melalui informasi dan fitur chat yang tersedia.

Meski baru sebulan menawarkan layanannya di Indonesia, Paktor telah melakukan survei di lapangan sebelum akhirnya merilis aplikasi pada 15 Januari 2015 kemarin. Dalam riset tersebut disebutkan bahwa sebagian besar responden tidak mau terburu-buru bertemu, perlu waktu lebih dari 30 hari sejak obrolan online pertama hingga pertemuan tatap muka pertama kali.

“Kami paham masyarakat Indonesia memiliki cara yang berbeda ketika mencari teman baru. Oleh karena itu kami mengembangkan aplikasi bertemu dan berkenalan teman baru yang mempertimbangkan karakteristik ini lewat fitur ekstra keamanan dan perlindungan pribadi,” kata CEO Paktor Joseph Phua di kesempatan berbincang langsung dengan tim Trenologi tanggak 13 Februari kemarin.

Fitur keamanan menjadi perhatian tersendiri bagi Paktor. Nyaris 30% responden mengaku memiliki akun palsu di media sosial. Sebab itulah yang membuat Paktor mewajibkan penggunanya memiliki teman Facebook setidaknya 50 orang sebagai syarat pendaftaran. Sikap hati-hati dan norma masih mempengaruhi pertimbangan-pertimbangan keamanan pengguna aplikasi juga tergambar dari temuan survei lain.

Survey Paktor

Sementara itu, tempat favorit untuk pertemuan tatap muka pertama kali adalah di tempat-tempat umum. Sebanyak 56,61% responden memilih café, 47,93% memilih pusat perbelanjaan dan 33,06% memilih restoran. Rata-rata kurang dari 10% yang bersedia bertemu di tempat pribadi seperti rumah, apartemen atau hotel.

Lebih lanjut, delapan dari sepuluh responden pernah berkenalan lewat media online dan 56% akhirnya bertemu langsung dengan kenalan online masing-masing. Hal ini disebabkan karena masyarakat Indonesia memang senang berkenalan dengan teman baru, tergambar dari temuan survei yang mencatat 73% responden mengakuinya sebagai alasan berkenalan lewat media online. Paktor juga menggarisbawahi bahwa peningkatan penggunaan sebesar 30% dari layanan mereka terjadi menjelang Hari Kasih Sayang.

Dalam sesi perbincangan dengan Trenologi, Joseph juga sempat melakukan kalkulasi singkat yang membuahkan hasil bahwa sebanyak tiga kecocokan terjadi setiap detiknya di Paktor. Yang menarik ialah fakta bahwa pengguna perempuan cenderung menghabiskan waktu lebih lama dibanding kaum pria. Meskipun begitu, kaum pria yang melakukan swipe justru lebih banyak ketimbang perempuan.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

5 Aplikasi SMS Android Paling Populer yang Bisa Diunduh Gratis

Next Story

Mattel View-Master, Reinkarnasi Mainan Anak Klasik dalam Wujud VR Headset

Latest from Blog

Don't Miss

Pandemi memaksa terjadinya perubahan perilaku pengguna aplikasi kencan di seluruh dunia. Salah satu indikatornya adalah kian umumnya "video dating"

Pandemi Dorong Perubahan Adopsi Aplikasi Kencan

“Pandemi membawaku ke sini” atau “bagaimana dengan hari-hari karantinamu” mungkin
Penyedia layanan kencan lokal masih kalah bersaing di dalam negeri. Perlu ada penyesuaian dalam memahami karakter pengguna

Melawan Dominasi Platform Biro Jodoh Asing

Pernah terpikir tak satu pun aplikasi kencan yang populer di