Berkat jerih payah para pionir, wearable device kini telah menjadi komoditas yang mudah dijangkau. Tugas produsen berikutnya adalah memoles, memperluas fitur dan kegunaan, serta membuatnya dapat bekerja lebih mandiri. Wearable menjelma dalam beragam bentuk, tapi mungkin evolusi selanjutnya malah dimulai dengan memadukan beberapa konsep perangkat.
Itulah yang dilakukan tim Bragi dalam merancang The Dash. Ide mereka ternyata menarik perhatian banyak orang, terbukti dari kesuksesan kampanye penggalangan dana di Kickstarter awal tahun lalu. The Dash bisa dibilang merupakan sepasang headphone terpintar saat ini. Ia tak cuma berguna sebagai medium penghantar suara karena Bragi sudah membekalinya dengan beragam kemampuan canggih.
Layaknya earphone lain, The Dash dapat disambungkan ke smartphone untuk menikmati musik. Namun jika seandainya baterai handset Anda habis atau lupa membawanya, The Dash bisa bekerja secara mandiri. Bentuknya sangat mungil, terdiri atas dua bagian untuk telinga kanan dan kiri. Mereka terhubung wireless via Bluetooth, ditambah penyimpanan sebesar 4GB – kira-kira mampu menjadi rumah 1.000 buah lagu.
Demi menciptakan earphone yang cocok untuk semua orang, sebelum mendesain The Dash, developer memindai ratusan telinga berbeda dalam 3D. Tanpa kabel, Anda tinggal memilih satu dari tiga ukuran sarung silikon supaya headphone pas di telinga. Silikon tersebut menyelubungi seluruh bagian The Dash, membuatnya tahan air dan bisa dipakai sambil berenang maupun berolahraga – pastikan saja ia tidak hilang.
Info menarik: Berkolaborasi Dengan Rapper 50 Cent, Intel Kembangkan Headphone Pendeteksi Detak Jantung
Akses dan navigasinya tidak kalah simpel. The Dash mempunyai sistem input kontrol di permukaan touch sensitive-nya. Jari tinggal melakukan gerakan sliding dan tap. Lagu dapat diganti dengan praktis, bahkan ketika sedang berkendara. Tapi daftar fungsi The Dash tidak berhenti sampai di sana. Tiap headphone mempunyai micro-komputer, accelerometer, dipadu sepasang biosensor dan microphone. The Dash mampu bekerja layaknya device smartband.
Terdapat dua lampu LED yang memancarkan cahaya merah berintensitas rendah serta inframerah ke dalam pembuluh darah di kuping untuk memonitor detak jantung dan oksigen. Pantulan optik akan memperlihatkan jumlah sel darah merah dan putih 50 kali selama satu detik. Alhasil, device memperoleh data akurat, dan selanjutnya akan diolah menjadi informasi tertulis.
Bagian case turut berfungsi sebagai docking charger, diklaim mampu mengisi ulang kurang dari 60 menit untuk lima jam pemakaian. Dengan spesifikasinya ini, The Dash memang cocok dipakai para atlet profesional.
Silakan pesan device peraih penghargaan CES 2015 Best of Innovation tersebut di situs Bragi.com.
Via Mail Online.