Kita sudah melihat bagaimana Chevrolet menawarkan mobil listrik bernama Bolt EV guna menyaingi dominasi Tesla, yang sejauh ini masih memimpin di segmen ini. Anda juga tidak boleh lupa dengan BMW i8, yang mungkin hingga saat ini masih mengusung gelar mobil listrik paling sporty.
Selain mobil listrik, tren terbaru yang sedang memanas di industri otomotif adalah sistem infotainment berbasis smartphone atau tablet. Hampir semua pabrikan memiliki masing-masing konsepnya, dan Anda tentunya sudah melihat bagaimana Audi menerapkan inovasinya yang dinamai Virtual Cockpit.
Di saat yang sama, sekelompok mahasiswa kreatif asal Yogyakarta berhasil membuahkan produk kreatif dengan mengawinkan kedua tren di atas, yakni motor listrik dan sistem infotainment digital.
Liputan 6 melaporkan, para mahasiswa yang sedang menempuh studi di Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia ini menciptakan mobil listrik yang dinamai Mobil Listrik Kaliurang UNISI. Mungkin kedengarannya biasa saja, akan tetapi keunikan mobil yang dikembangkan sejak September 2013 ini terletak pada sebuah tablet Android yang menjadi otak dari beragam fungsinya.
Jika Audi Virtual Cockpit memanfaatkan panel layar TFT 12,9-inci sebagai ganti panel instrumen, di sini Mobil Listrik Kaliurang UNISI memanfaatkan tablet Android yang bertempat di lingkar kemudi sebagai ganti panel instrumen tradisional, menampilkan speedometer, tachometer dan odometer.
Info menarik: Blocks, Wearable Device Modular Yang Serba Bisa
Lebih lanjut, tablet Android ini juga berfungsi sebagai sistem infotainment yang komplet yang meliputi sistem hiburan, navigasi dan komunikasi lewat aplikasi-aplikasi hasil pengembangan mereka sendiri. Penggunaan aplikasi ini tentunya dapat terus dikembangkan guna menambahkan fungsi-fungsi baru dari mobil listrik tersebut.
Beralih ke fisik mobil itu sendiri, panjang kerangkanya mencapai 1,9 meter dengan lebar 1,4 meter dan tinggi 1,2 meter. Motor listrik 1 kW yang ditenagai oleh baterai 12 volt dengan daya 45 Ah dipercaya sebagai sumber penggeraknya. Daya yang dihasilkan kemudian akan diteruskan menuju kedua roda belakang yang mengadopsi sistem electronic differential, dimana masing-masing roda akan diberi jumlah torsi yang berbeda-beda.
Sejauh ini belum ada informasi mengenai kapan mobil listrik ini akan diproduksi secara massal. Apabila ada investor yang tertarik, mungkin saja Mobil Listrik Kaliurang UNISI ini dapat muncul dari pabrik perakitan dalam jumlah banyak.
Saya pribadi mengira investor akan lebih tertarik mendanai pengembangan aplikasi-aplikasi yang terdapat pada tablet Android-nya ketimbang produksi mobil listrik itu sendiri.
Sumber: Liputan 6 Sumber gambar: Universitas Islam Indonesia.
wah saya baru tau tablet android bisa bermanfaat di industri otomotif.. moga makin pesat deh perkembangannya