Project Morpheus adalah codename headset virtual reality besutan Sony untuk melengkapi console PlayStation 4 dan PS Vita. Tak seperti Oculus Rift yang pengembangannya diwarnai oleh bermacam-macam kisah serta pengumuman beberapa versi baru, Sony menggarap Project Morpheus dengan sangat cermat dan hati-hati.
Morpheus bukanlah perangkat virtual reality pertama dari Sony, tapi ia merupakan yang pertama difokuskan untuk kebutuhan gaming. Diungkap perdana dalam Game Developers Conference 2014 Maret lalu, Sony akhirnya memberikan update berita besar selanjutnya di ajang Tokyo Game Show minggu kemarin. Tampaknya, headset VR mereka ini akan hadir lebih cepat dari perkiraan kita.
Dalam wawancaranya bersama Wall Street Journal, president Sony Computer Entertainment Shuhei Yoshida memberikan sebuah petunjuk baru. Ia mengatakan bahwa tim pengembang sudah menyelesaikan sekitar 85 persen dari total proyek yang dibutuhkan agar mereka bisa menghadirkan headset virtual reality tersebut di pasar.
Info menarik: Ini Dia Crescent Bay, Varian Prototype Teranyar Headset VR Oculus Rift
Sebuah fakta menarik muncul dari penjelasan Yoshida selaku pimpinan proyek. Agar headset Project Morpheus tetap bisa ditawarkan di rentang harga terjangkau, Sony memilih untuk memanfaatkan komponen-komponen smartphone mereka. Kemampuan andalan Morpheus ialah sistem kontrol berbasis sensor yang memungkinkan pengguna memanipulasi dunia virtual.
Kita tahu Sony juga sangat berpengalaman dalam merancang produk audio. Mereka membubuhkan fitur surround sound sehingga Anda bisa mendengar dengan jelas suara objek virtual apapun yang bergerak mendekat, seperti contohnya gema helikopter atau suara derap langkah lawan main. Sony ingin agar Morpheus dapat membawa pengguna ke dunia berbeda: mendengarkan konser virtual, menyelami samudera, atau memberi makan makhluk-makhluk purba.
Hal ini sangat menarik karena lini audio juga menjadi fokus Oculus Rift saat mereka mengungkap model prototype baru ber-codename Cresecent Bay di ajang Oculus Connect – entah kebetulan atau bukan, juga berlangsung bersamaan dengan Tokyo Game Show.
Info menarik: Samsung Ungkap Perangkat Virtual Reality Gear VR, Didukung Teknologi Oculus Rift
Dan melalui Tokyo Game Show 2014, para pengunjung akhirnya bisa menjajal Morpheus untuk pertama kalinya. Sejauh ini resepsi publik cukup positif, mereka setuju device VR Sony sanggup membawa penggunanya hadir di alam maya dengan optimal. Sony menyajikan demo game eksplorasi lautan, dimana karakter akan bergerak saat user melakukan gerakan berenang.
Terlepas dari pro dan kontra, Oculus mendapatkan kesempatan lebih luas demi menghadirkan device VR mereka sebagai produk end-user ketika diakusisi Facebook. Dan dibanding Morpheus, Oculus Rift juga memperoleh sorotan lebih banyak. Tapi kita tahu, Sony memiliki pengalaman 20 tahun dalam bidang gaming, dan Morpheus ditujukan untuk menyempurnakannya.
Project Morpheus diusung dengan pendekatan yang ringan dan mengasikkan. Yoshida memberikan beberapa contoh seperti bidang edukasi dan virtual travel. Walaupun gamer adalah target utamanya, Morpheus pada akhirnya diharapkan mampu menarik perhatian kalangan non-gamer.
Jika Development Kit 2 Oculus Rift bisa dimiliki seharga US$ 350, maka sangat penting bagi Sony untuk menawarkan Project Morpheus dalam rentang harga yang tak terlalu jauh.
Gambar: Official PlayStation Magazine.