Dalam karya tulis History of Animals, sang filsuf ternama Yunani Aristoteles pernah beranggapan bahwa gurita adalah hewan bertubuh lunak yang bodoh. Namun ilmuwan modern berhasil membuktikan sebaliknya: gurita mampu melewati labirin dengan mudah, menyelesaikan masalah, mengingat solusi, bahkan memiliki naluri untuk bermain-main.
Gurita ialah hewan predator, ia menggunakan seluruh anggota tubuh dan kedelapan tentakelnya (menurut penelitian modern, enam berfungsi sebagai lengan, dan satu pasang sebagai ‘kaki’) untuk berburu. Satu kemampuan paling mengagumkan dari gurita adalah kemahirannya dalam kamuflase. Dan teknik ini terus dipelajari ilmuwan agar manusia juga bisa memanfaatkannya.
Dalam program studi bersama oleh Universitas Houston dan Universitas Illinois, tim peneliti berhasil menciptakan material berteknologi kamuflase yang mampu merubah warna menyerupai lingkungan di sekitarnya. Ia hadir berbentuk lembaran-lembaran sensor cahaya fleksibel, dengan kombinasi zat pewarna sensitif cahaya.
Info menarik: Tim Universitas Harvard Berhasil Membuat Robot Origami Pertama di Dunia
Zat warna tersebut secara otomatis dapat membaca keadaan dan mengubah warna agar cocok dengan keadaan ruangan. Warna bisa berupa warna solid ataupun transparan, merespon suhu di 47 derajat Celcius ke atas. Elemen itu bekerja layaknya chromatophore, atau bagian organ kecil yang menyimpan pigmen perubah warna dan pemantul cahaya pada hewan jenis cephalopoda (gurita, cumi-cumi, sotong).
Tim ilmuwan mengusung beberapa buah motor untuk bekerja layaknya otot dalam mengontrol chromatophore. Lalu sensor sinarnya sendiri bekerja sebagai struktur opsin, membran reseptor sensitif sinar milik gurita dan cumi-cumi.
Dalam uji coba mereka, material kamuflase buatan tim ilmuwan gabungan dapat beradaptasi dan berubah pola dengan merespon cahaya selama kurang lebih satu hingga dua detik . “Perangkat ini mampu memproduksi pola hitam-putih yang secara spontan dapat menyamai lingkungan di sekitarnya, tanpa membutuhkan kontrol dari pengguna, atau input eksternal lain,” tulis para peneliti dalam jurnalnya.
Info menarik: Om One, ‘Speaker Terbang’ Besutan Om Audio
Metode seperti ini merupakan terobosan inovasi ke arah teknologi kamuflase adaptif yang lebih canggih. Bayangkan jika Anda bisa mengubah-ubah warna baju dengan mudah, atau memodifikasi polanya melalui perintah di perangkat pintar. Para ilmuwan berpendapat bahwa material tersebut bisa dimanfaatkan di berbagai lapisan pasar: konsumen biasa, untuk kelas industri, serta tentu saja sangat berguna di sektor militer.
Teknologi kamuflase buatan tersebut memang masih jauh dari kata rampung, namun karya inovatif itu merupakan batu loncatan bagi ilmuwan atau pengembang lain untuk menyajikannya lebih ringkas dengan fungsi yang lebih praktis.
Siapa yang tidak menginginkan pakaian kamuflase canggih? Sebelumnya, ide tersebut telah muncul dalam berbagai karya fiksi seperti di film Predator, seri game Metal Gear hingga Crysis; dan tidak lama lagi teknologi kamuflase akan hadir secara nyata.
Video demonstrasinya bisa Anda saksikan melalui link ini.
Sumber: Live Science.