Di waktu yang hampir bersamaan dengan Apple, Microsoft akhirnya mempublikasikan laporan kinerja di kuartal ke empat tahun fiskal 2014. Dalam laporannya Microsoft menuliskan besaran pendapatan $23,38 milyar dari laba bersih per saham $0,55. Dalam kuartal ini Microsoft mencatat keuntungan dari devices terbarunya Surface sebesar $490 juta. Laba operasional yang dilaporkan sebesar $6,48 milyar. Dengan demikian pada kuartal keempat ini pendapatan Microsoft tumbuh sebesar 18 persen.
Setelah resmi mengakusisi Nokia, perusahaan telepon genggam itu menyumbangkan pendapatan $1,99 milyar di kuartal empat untuk Microsoft, dengan kerugian operasi sebesar $692 juta. Microsoft juga memiliki 4 sen keuntungan saham dari mengakhiri perjanjian komersial Nokia, 2 sen per saham untuk integrasi dan 5 sen per saham terpukul karena penyesuaian pajak. Nokia menjual 5,8 juta unit smartphone Lumia dan 30,3 juta unit perangkat non-Lumia.
Aplikasi produktivitas andalannya, Microsoft Office tercatat memberikan kenaikan pendapatan sebesar 21 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Ada 5,6 juta pelanggan Office 365 dengan pertambahan 1 juta pengguna di kuartal ini. Sedangkan pendapatan dari produk Windows naik 3 persen, penjualan meningkat dengan klien enterprise.
Yang paling menarik dari laporan tersebut ialah pertumbuhan penghasilan dari produk Microsoft berbasis cloud. Kenaikan pendapatan dari sektor ini dilaporkan sebanyak 147 persen. Nadella cukup berhasil dalam mengkomersialisasikan produk cloud Microsoft, Windows Azure.
“Eksekusi yang solid dan disiplin biaya memungkinkan kami untuk memaksimalkan kami pada penutupan tahun fiskal ini,” kata Amy Hood, Executive Vice President and Chief Financial Officer Microsoft. “Kami memasuki fiskal tahun 2015, kami berfokus pada menyelaraskan sumber daya kami untuk investasi strategis yang kami percaya akan memberikan gelombang inovasi berikutnya, pertumbuhan ekonomi dan nilai pemegang saham jangka panjang.”
Beberapa titik terang dari hasil penjualan yang meningkat dari produk berbasis konsumen tentunya akan memberikan semangat lebih bagi Micorosoft untuk berbuat sesuatu dengan Nokia yang sudah menjadi miliknya. Namun pasalnya isu PHK yang akan dilakukan juga cukup mencengangkan, belum lagi penghentian pengembangan feature phone warisan Nokia sebelum resmi diakusisi Microsoft. Sebagai sebuah perusahaan yang baru berevolusi dari perusahaan penyedia perangkat lunak menjadi devices and services company, tentu akan banyak pembelajaran dari kebijakan perusahaan yang diambil.
[Gambar: Shutterstock]
—
Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DSenterprise dan ditulis oleh Randi Eka Yonida.