Dark
Light

Mari Temui Para Talenta di Belakang Project Ara

1 min read
April 4, 2014

Pertama kali dirintis oleh tim Advanced Technologies And Projects Motorola Mobility, Project Ara ialah proyek Motorola yang masih menjadi milik Google setelah Lenovo mengakusisinya di awal 2014. Ara merupakan proyek smartphone modular open-source yang inovatif, dan kini tim developer-nya sudah tidak malu-malu lagi untuk memamerkan bagaimana Ara dirancang.

Phonebloks, salah satu pencetus ide smartphone modular dan mitra Google dalam mengusung Project Ara, merilis sebuah video bagaimana, seperti apa dan siapa saja talenta yang turut mengambil andil dalam proyek ini.

Karena mengadopsi konsep open source, pengembangan Project Ara sangatlah unik. Namun sebelum saya membahasnya, mari kita simak video dokumentasi menarik sepanjang tiga menit ini.

Sebelum mengakuisisi Motorola Mobility di tahun 2011, Google telah membeli paten desain smartphone modular dari Modu – perusahaan ponsel asal Israel. Google mengeksplorasi konsep ini ditahun 2012, hingga mereka merasa percaya diri dan mulai menggarapnya setahun kemudian. Dalam kesempatan terpisah, desainer asal Belanda, Dave Hakkens, turut mengumumkan ponsel berkonsep modular yang kita kenal dengan nama Phonebloks bulan September lalu.

 

Info menarik: Video Demo Project Ara, Smartphone Berkonsep Modular

 

Tidak lama setelah itu, Motorola akhirnya mengumumkan Project Ara secara resmi. Di sana kita tahu bahwa mereka ternyata berkolaborasi dengan tim Phonebloks. Dengan melakukan roadshow bernama MAKEwithMOTO, Project Ara menarik perhatian banyak orang – baik konsumen, tester hingga developer.

Project Ara dipimpin dan dikembangkan oleh Paul Eremenko. Ia dibantu oleh Regina Dugan yang bertanggung jawab pada Advanced Technology and Projects milik Google.

Tim inti Project Ara di Google hanya terdiri dari tiga orang, karena hampir semua ‘pekerjaan beratnya’ dilakukan oleh kontraktor eksternal. Salah satunya adalah NK Labs yang mengerjakan bagian hardware, dan 3D Systems yang fokus pada komponen 3D printing serta penampilan tiap-tiap blok hardware.

Salah satu hal yang paling menarik dari Project Ara ialah bagaimana Anda bisa mengkustomisasi smartphone sesuka hati, baik penampilan ekstenal, hardware maupun user interface. Contohnya saja, Anda bisa memilih desain blok modul dengan pola tertentu, warna-warni unik, atau model kustom seperti relief tengkorak.

Tentu smartphone Ara hanya menerima modul-modul resmi, namun seperti ide Android sendiri, pengguna bisa memasang modul kustom ‘tak resmi’. Modul tersebut terpasang pada bagian endo (endoskeleton), struktur utama Ara, dengan teknologi magnet electro-permanent.

Sedikit kuis untuk Anda, mengapa handset ini dinamakan Project Ara? Jawaban: Ara diambil dari nama co-founder NK Lab, Ara Knaian.

Via Slash Gear.

Previous Story

Mi.Mu, Sarung Tangan Pintar untuk Bermusik

Next Story

Buat Catatan Terenkripsi Dengan Aplikasi IO Notes Untuk Android

Latest from Blog

Don't Miss

OPPO Pamer Case Eksklusif Maison Kitsuné dan Booth Interaktif Find X8 Series di Desa Kitsuné, Bali

OPPO berhasil menciptakan pengalaman unik bagi para penggemar teknologi dan
Realme-GT-7-Pro-Diluncurkan-Secara-Global,-Pertama-dengan-Chipset-Snapdragon-8-Elite

Realme GT 7 Pro Diluncurkan Secara Global, Pertama dengan Chipset Snapdragon 8 Elite

Lewat acara peluncuran bertajuk “Explore the Unexplored”, Realme telah memperkenalkan