Dark
Light

Konsernesia Tawarkan Konsep Crowdfunding Untuk Konser Musik

2 mins read
November 16, 2013

Pernahkah Anda membayangkan sebuah acara konser musik di Indonesia yang tidak memiliki sponsor dengan nama-nama besar namun berasal dari sebuah penggalangan dana (crowdfunding)? Mungkin hal tersebut bagi sebagian orang bisa dibilang merupakan hal yang agak sulit diwujudkan, namun setidaknya tak lama lagi hal tersebut akan dapat terwujud. Digagas oleh sosok dibalik nama besar Rajakarcis, Konsernesia hadir sebagai situs crowdfunding pertama di Indonesia yang mengajak pengguna untuk beramai-ramai menyisihkan dana mewujudkan konser artis atau grup band favorit Indonesia secara tunggal dan eksklusif.

Melalui keterangan press release yang kami peroleh, pengembangan situs Konsernesia tersebut bertujuan untuk mendukung industry kreatif Indonesia dalam bentuk pertunjukkan konser para band atau musisi lokal Indonesia demi kelangsungan dan kemajuan musik tanah air. Tujuan tersebut walau terdengar agak sedikit memiliki lingkup yang terlalu luas tidak akan terwujud apabila tidak ada pihak yang memulai, dan apa yang dimulai oleh Konsernesia bisa jadi akan membawa ke arah tersebut. Konsernesia dibentuk oleh Bagus Utama, pendiri dan mantan CEO RajaKarcis yang meninggalkan situs tersebut pada tahun 2012 untuk kemudian mendirikan situs crowdfunding ini.

Pihak Konsernesia mengatakan bahwa situs ini dihadirkan karena para promotor konser di Indonesia lebih memilih mengadakan konser musik band atau artis luar negeri dibandingkan musisi dalam negeri yang tentunya juga memiliki penggemar yang tidak sedikit. Dengan adanya Konsernesia, diharapkan para promotor konser dan musisi lokal dapat mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi pasar, popularitas, dan layak-tidaknya menghadirkan konser yang digawangi oleh para musisi Indonesia.

Untuk mendukung harapan ini, Konsernesia akan bertindak sebagai promotor pada awalnya demi merealisasikan konser-konser lokal yang didanai melalui Konsernesia, walaupun ke depannya nanti tugas ini akan diserahkan kepada promotor lain yang memang bergerak secara penuh di bidang tersebut. Tentunya dengan pengalaman sembilan tahun menjalankan RajaKarcis, Bagus Utama memiliki relasi, jaringan, dan pengetahuan yang cukup mendalam di industri musik Indonesia untuk mengadakan konser-konser di tanah air.

Selayaknya sebagai situs crowdfunding, para pendana Konsernesia tentunya akan mendapatkan imbalan selain dari tiket konser itu sendiri sepertimerchandise, akses ke belakang panggung, dan berbagai hal lainnya sesuai dengan jumlah dana yang diberikan. “Untuk ikut mendanai setiap project cukup mudah. Pilih jenis paket reward pendanaan dari mulai yang hanya berupa tiket sampai backstage tour,” ungkap Bagus.

Ia menambahkan, dalam setiap proyek tentu memiliki target yang dicapai agar konser yang didanai dapat terwujud. “Setiap project konser akan memiliki target minimal penonton. Jika jumlah penonton tercapai maka setiap pendana akan langsung mendapat kiriman e-ticket, namun jika penonton tidak tercapai maka uang yang sudah ditransfer akan dikembalikan 100%,” ujarnya.

Dengan konsep yang kuat serta didukung dengan pengalaman yang mendalam, Konsernesia sepertinya cukup berpotensi dalam mendatangkan perhatian masyarakat, terlebih bagi pecinta musik yang mungkin saja sudah jenuh dengan konser musik menyimpang dari tujuan menghibur dan bergeser ke arah bisnis yang hanya mencari keuntungan. Semangat yang diusung oleh Konsernesia memang masih termasuk baru di kalangan masyarakat Indonesia dan akan membutuhkan waktu untuk sosialisasi, layaknya situs-situs crowdfunding lain seperti Wujudkan.

Di luar negeri sendiri konsep crowdfunding untuk konser musik telah mulai bermunculan, sebut saja seperti GigFunder, Bandtastic, hingga SongKick, semuanya berlomba-lomba memperkenalkan konser yang terbentuk dari dana patungan banyak fans dan pendengar. Namun kembali lagi, hingga saat ini layanan-layanan tersebut masih berkembang secara perlahan.

Bagi Konsernesia yang notabene berada di wilayah Indonesia dengan kondisi perilaku pengguna internet yang beragam, sistem pembayaran juga patut diperhatikan selayaknya situs-situs e-commerce yang bermunculan akhir-akhir ini. Hingga saat ini Konsernesia hanya menyediakan sistem pembayaran yang mengandalkan transfer antar rekening bank.

Tentu seperti yang sudah diketahui, banyak startup maupun situs-situs e-commerce lainnya yang mulai menghadirkan beberapa metode pembayaran bekerjasama dengan mitra-mitra pembayaran online semacam e-money, mobile payment, kartu kredit, dan lain sebagainya. Tujuannya jelas untuk memudahkan proses pembayaran bagi siapapun yang ingin bertransaksi di situs-situs tersebut.

Bagi Konsernesia, sangat penting tentunya untuk dapat menghadirkan berbagai macam jalur pendanaan dengan mitra yang terpercaya agar para pendana merasa lebih aman dan yakin bahwa dana yang diberikan akan dikelola dengan baik dan digunakan sebagaimana seharusnya.

[ilustrasi foto oleh: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

KakaoTalk Growing Rapidly in Indonesia, Planning Something Big

Next Story

Flipboard Hadir Untuk Windows 8.1

Latest from Blog

Don't Miss

The Beatles pakai AI untuk rilis lagu baru

Berkat AI, The Beatles Siap Rilis Lagu Baru dengan Vokal John Lennon

Haruskah penggunaan AI dilarang di industri musik? Jawabannya sudah pasti
Google MusicLM

Google Pamerkan MusicLM, AI yang Mampu Menyulap Teks Menjadi Musik

Kemunculan DALL-E, Midjourney, dan sederet artificial intelligence (AI) jago gambar