Beberapa program atau teknologi dari 3 (Tri), yang dikembangkan di tanah air dan telah diterapkan di Indonesia, siap dibawa ‘keluar’ Indonesia dan digunakan di negara lain dimana Tri juga beroperasi.
BimaTri dan infrastruktur distribusi Next Generation (Angie) beserta sistem GIS (Geographic Information System) dikatakan pihak Tri akan siap ‘diimpor’ ke negara lain, yang terdekat adalah Vietnam.
BimaTri sendiri, seperti yang pernah di bahas Trenologi adalah aplikasi pengingat atau asisten digital bagi pengguna Tri. Aplikasi ini dikembangkan oleh pengembang lokal yang awalnya ditujukan untuk pasar lokal. Ada dua pengembang lokal yang ikut mengembangkan, yaitu Linkit dan Altermyth. Linkit lebih ke sistem di belakang layar sedangkan Altermyth mengembangkan ikon serta desain dari aplikasi ini.
Sistem Angie beserta GIS pun bisa dikatakan berasal dari Indonesia, hal ini ditegaskan Bhuwan Kulshreshtha, Chief Commercial Officer Tri dalam acara workshop kemarin. Angie merupakan infrastruktur distribusi yang digunakan untuk membantu kinerja penjualan dari para pedagang produk Tri. Dua teknologi yang telah digunakan Tri ini akan digunakan pula untuk negara lain dimana Tri beroperasi, terutama yang sistem operatornya – penggunaan kartu, sama seperti di Indonesia. Yang paling dekat yang akan menggunakan sistem ini adalah Vietnam.
Perkembangan ini pun sepertinya selaras dengan tema workshop untuk media kemarin yang diadakan di Bandung, dimana Tri ingin menunjukkan bahwa inovasi kelas dunia berawal dari Indonesia. Sebuah perkembangan yang menarik untuk diperhatikan.
Pasar Indonesia adalah unik, tentunya jika sistem ini telah diterapkan di Indonesia, akan menarik untuk melihat bagaimana layanan yang sama ini juga diterapkan di negara lain. Tri sendiri yakin sistem ini berhasil di Indonesia, sehingga nantinya Indonesia bisa menjadi benchmark bagi negara lain.
Beralih ke topik lain, tentang ‘bisnis’ data bagi operator, Tri juga akan memfokuskan pada penggunaan data bagi konsumen mereka. Dalam perbincangan santai dengan Trenologi, Bhuwan membenarkan hal ini. Tri juga mengatakan bahwa mereka telah menerapkan teknologi terbaru untuk mendukung berbagai program yang diperkenalkan di acara kemarin.
Ini juga sejalan dengan tren yang ada di ranah telekomunikasi lokal, dimana suara dan SMS semakin menurun dan konsumen semakin menggunakan layanan data, didukung pula semakin banyaknya perangkat murah dengan kemampuan yang tidak kalah dengan smartphone premium.
Tri sendiri, seperti yang dijelaskan di artikel sebelumnya, telah mempersiapkan berbagai program ini sebelum memperkenalkannya secara dekat dengan media, beberapa memang sudah berjalan dan dikenal masyarakat luas, tetapi beberapa lain lebih banyak dikembangkan ‘di belakang layar’. Yang artinya mereka telah melakukan riset untuk program ini, tentunya akan semakin menarik untuk melihat perkembangan selanjutnya, karena dijanjikan pula akan ada banyak lagi perkembangan dan program lanjutan, apa yang diperkenalkan kemarin adalah fondasi dari apa yang akan diluncurkan kemudian.
Ranah mobile semakin panas, persaingan tidak hanya datang dari dunia gadget, operator pun tentunya akan semakin giat meluncurkan jurus-jurus mereka untuk mengambil porsi ranah mobile yang terus berkembang. Teknologi untuk pengalaman penggunaan tentu tetap akan berfokus pada penyediaan layanan yang bisa diandalkan konsumen.