BlackBerry masih menjadi platform smartphone yang populer di dunia, termasuk di Indonesia, meskipun secara penjualannya masih terus menerus. Tapi jika kita mempertimbangkan aspek kesehatan, apalagi jika memiliki riwayat alergi, mungkin BlackBerry harus dicoret di daftar wishlist. Menurut para ahli kesehatan, BlackBerry tidak aman jika dibandingkan dengan iPhone ataupun ponsel-ponsel Android.
Studi yang dilakukan oleh Asosiasi Dokter Alergi, Asma dan Imunologi Amerika Serikat (ACAAI – American College of Allergy, Asthma and Immunology) menyebutkan bahwa diperkirakan sepertiga dari semua model BlackBerry mengandung nikel, sementara tidak ada senyawa tersebut terkandung dalam iPhone ataupun ponsel-ponsel Android.
Untuk seri flip phone (nampaknya merujuk ke seri BlackBerry 8220 dan 8230), 91% dari sampel mengandung nikel dan52% mengandung kobalt. Nikel dan kobalt bertanggung jawab menghasilkan efek alergi seperti kekeringan dan gatal-gatal sepanjang tulang pipi, rahang dan telinga — kebanyakan berkaitan dengan masalah kulit. Diperkirakan 17% populasi perempuan dan 3% populasi laki-laki memiliki alergi terhadap 2 metal ini.
Kedua metal ini biasanya ditemui di perhiasan, koin dan bahkan make up.
Para ahli menyarankan bahwa mereka yang menggunakan BlackBerry, dan tidak bisa beralih, untuk menggunakan case ponsel, peralatan pendengar nirkabel dan pelindung layar supaya mengurangi kemungkinan terkena efek alergi.
[sumber]